Amatir radio masih dibutuhkan

Beberapa orang amatir radio masih menyimpan peralatan komunikasi yang sudah dianggap kuno saat ini dan hanya menjadi pajangan bahkan ada yang sudah menggudangkanya

Menyongsong Munas Orari Di Jakarta

Ketua Organisasi Amatir Radio (Orari) Pusat, H. Sutiyoso menghimbau kepada anggota Orari daerah agar dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti Munas Orari yang akan dilaksanakan pada 14-16 Oktober 2011 di Jakarta.

Bapak Presiden SBY juga Ngebrik

Radio komunikasi tdk hanya monopoli orang biasa. Presiden SBY pun waktu mengecek koordinasi banjir beberapa waktu lalu juga menggunakan radio. Bahkan radio ini menjadi perangkat komunikasi utama disaat sekarang disepelekan oleh sebagian orang

Soesilo 'Buang' Puluhan Juta Rupiah Demi Hobi Ngetrack.

Soesilo memiliki hobi unik dan khas, yakni mencari pertemanan melalui home radio track, atau yang keren dengan istilah ngebrik. Untuk hobi ini, pengusaha pembuat pupuk urea tersebut merogoh kocek sampai puluhan juta rupiah.

.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

July 28, 2011

Kopi Darat

hamtoon affair

ADAKAH garis pemisah antara pertemuan di udara dengan pertemuan di darat? Mengapa seseorang hanya ter¬tarik pada suara, sementara yang lain masih berusaha bertemu muka?

Seorang isteri pernah berkisah tentang perilaku suaminya di udara yang lebih senang ngebrik dengan sejum¬lah perempuan dari pada dengan sesama jenisnya. Malah, tanpa ijin, suaminya sering mengajak perempuan-perempuan itu makan bersama. Terus terang, katanya, ia cemburu. Suaminya punya waktu untuk perempuan lain, tapi tidak untuk dia. “Saya,” jelasnya, “memang tidak menuduh yang bukan-bukan kepada suami tapi rasanya janggal apa yang dilakukannya. Saya jadi ingat, betapa dia mengejar-ngejar ketika saya masih kuliah sampai ditingkat tiga! Saya bukan menyesal, tetapi sekedar mengingatkan betapa pengorbanan saya demi cinta….”Ungkapan nyonya MM itu jelas mengingatkan, ada sebuah segi penting dalam hidup yang harus diperhatikan orang. Untuk suami atau isteri yang kecanduan ngebrik, inilah dia: kalau seseorang memanjakan diri dengan kegiatan menyenangkan tanpa disiplin pribadi, ia akan mencapai suatu titik ketika kegiatan itu tidak lagi menyenangkan. Untuk orang lain ataupun untuk diri sendiri.

Menerobos batas udara, melangkah ke darat merupa¬kan awal dari segala ketidakdisiplinan pribadi. Dalam sebuah perkawinan, tidak ada alasan yang paling baik dari seorang isteri untuk gegetun, kecuali bila suaminya mulai terlibat daya asmara dengan perempuan lain. Akibat paling tragis, bercerai.

Pengalaman nyonya EW mungkin sama dengan yang dikeluhkan nyonya MM. Ia sering panas dingin dengan perilaku suaminya yang juga suka ngebrik dengan lawan jenis. Hanya, cuma dengan satu perempuan. Panggilannya Lulu.

Mereka sering copy darat, bertemu muka, makan, dan nonton bersama. Hubungan mereka, akhirnya, menjadi intim sehingga nyonya EW perlu mengingatkan. Tapi, gagal. Suaminya tidak mengacuhkan. Diam-diam ia terus copy darat dengan Lulu.

Nyonya EW memperingatkan lagi. Tetap gagal. Akhirnya ia minta cerai dan mengikuti jejak suami, ngebrik dan juga menjalin daya asmara dengan lelaki lain.

Ada kondisi-kondisi yang perlu dipertimbangkan ketika ketidakdisiplinan pribadi menjadi sebuah penyele¬wengan melalui pemancar radio. Tidak ada seorang pun membeli pemancar bertujuan untuk menceraikan pasangan hidupnya. Ketidakdisiplinan, mudah diduga, justeru muncul setelah mengudara dan mengenal para perempuan bagi suami dan mengenal lelaki bagi para isteri.

Anggapan selama ini — ketika suami atau isteri mulai bercengkrama dengan perempuan atau lelaki lain —— semua kejadian itu hanya di udara. Biarkan sajalah.

Ternyata keliru. Keliru. Kalau orang memang hendak menyepelekan sesuatu, seharusnya ia tidak mengurangi kewaspadaan. Justeru karena hanya di udara, semua dapat berlangsung melalui suara. Dan suaralah, ternyata, pemicu utama. Melalui suara, suami atau isteri bisa terlibat daya asmara seperti layaknya pandangan pertama pada mata.

Sebagaimana interaksi melalui pemancar berawal mula, melalui suara, mereka dapat saling berkomunikasi dan menarik kesimpulan-kesimpulan mengenai lawan bicara. Suara adalah rangsang yang menggetarkan gendang telinga dengan segala efeknya.

Sejumlah studi telah menunjukkan beragam efek suara. Perempuan yang “bersuara nafas” sering dianggap cantik, kecil mungil, feminin, dan berpikiran dangkal. Sedangkan lelaki dianggap muda dan artistik. Suara perem¬puan yang lemah melahirkan persepsi kekanak-kanakan, humoris, dan lebih sensitif. Yang bervokal keras mengun¬dang persepsi lebih muda, lebih feminin, lebih emosional, dan kurang intelek. Tapi, pada lelaki, kekerasan vokal melahirkan persepsi lebih tua, kurang mau mengalah, dan menyulitkan.

Ragam suara perempuan dan lelaki memang dapat melahirkan beragam persepsi pada lawan jenisnya. Ia mengawali kebencian atau daya asmara di antara mereka. Bercanda, tertawa, merayu dan bahkan yang lebih panas dari itu dapat menciptakan daya asmara atau mengusik rasa susila. Berbisik, tersedak, mendesah dapat menimbulkan rasa simpatik atau perasaan jijik. Selebihnya adalah dorongan naluri. Bila daya asmara telah datang menjelma melalui suara, naluri akan segera mendorongnya menjadi sempurna.

Naluri-naluri merupakan pengganti rohaniah dari segala keperluan jasmaniah. Karena itu jumlahnya ada sebanyak keperluan jasmaniah manusia.2 Tubuh yang luka menimbulkan naluri ingin mengetahui obatnya, perut yang lapar menimbulkan naluri ingin makan, leher yang haus menimbulkan naluri ingin minum, daerah-daerah erogen menimbulkan naluri seksual, dan naluri-naluri lain.

Semua naluri itu dapat disebut naluri kehidupan karena perlu dipuaskan untuk mempertahankan hidup dan berkembang biak. Ingin mengetahui sesuatu, ingin memakan sesuatu, dan ingin meminum sesuatu bertujuan mempertahan¬kan hidup. Ingin melakukan hubungan seksual dengan seseorang bertujuan memperkembangbiakkan diri.

Karena itu, bila suami atau isteri mulai bercengk¬rama dengan perempuan atau lelaki lain, dorongan naluri-naluri ini sangat menguat bila suami atau isteri belum atau tidak memenuhinya secara jasmaniah. Naluri-naluri itu memiliki energi yang selalu mencari penyaluran dengan segala cara. Jika tidak, ia tertekan dan semakin kuat dorongannya.

Di udara, tentu, dorongan naluri-naluri itu tidak dapat disalurkan, dijelmakan secara jasmaniah. Ia tidak dapat disalurkan dengan kata-kata belaka. Naluri ingin tahu lawan bicara tak mungkin dijelmakan secara sempurna hanya dengan menyebutkan ciri-ciri rambut, mata, atau tinggi badan. Pemenuhan seutuhnya hanya dapat dilakukan dengan copy darat. Begitu juga dengan naluri-naluri seksual, secara sempurna, pemenuhannya hanya dapat dilakukan dengan bersetubuh, setelah melalui proses copy darat.

Itulah tujuan akhir dari setiap naluri. Selalu berusaha memenuhi dorongan, mau menyalurkan semua energi sehingga tak ada lagi rasa tertekan. Ia mencari kesempur¬naan secara jasmaniah. Sebab itu, pertemuan di darat menjadi cita-cita utama. Yang lelaki ingin bertemu yang perempuan, yang perempuan ingin bertemu yang lelaki.

Semua mengalir begitu saja. Terperangkap daya asmara. Lantas, adakah masih garis pemisah antara pertemuan di udara dengan pertemuan di darat? Gadis pemisah itu ada kalau apa yang dulu dirasa menyenangkan, kini berakhir dengan sebuah kegetiran.

Sumber : 3senyuman.wordpress.com

July 27, 2011

Cerita kenangan

main-page-logo 

Udara kota Jember pada era tahun 85 – 89 diramaikan oleh suara-suara “merdu” remaja pria dan wanita yang mengudara secara “tak resmi” lewat frekuensi 140 MHz. Pada masa itu komunitas tukang nge-brik atau breaker alias penggemar komunikasi radio gelombang 2 meteran menjamur di seantero Jember, mulai dari kawasan Tanggul hingga ke daerah Mayang dan sekitarnya. Bahkan untuk yang bermodal kuat, tingkat komunikasinya sudah lintas kabupaten bahkan antar propinsi. Istilah kerennya AKAP atau AKDP, pinjem terminologinya bis umum..

Kala itu, komunitas radio terbagi atas 3 jenis kelompok yaitu kelas 2 meteran, 17 meteran dan 80 meteran. Untuk 2 meteran, saat itu didominasi oleh anak-anak SMA dan kelompok mahasiswa. Disamping itu, ternyata sejumlah bapak dan ibu ternyata juga menyukai komunikasi ini. Tercatat frekuensi bersejarah yang menonjol dan cukup dikenal adalah :142.920, 143.330 (Triple Three), 144.840, 147.100 (Land Rock), 147.450 (Sweet Dreams) dan 147.500 (English Channel).

Frekuensi 142.920 ( 292) didominasi oleh breaker dari SMA 1 dan 2. Sukses mengorbitkan beberapa nama yang cukup populer di masanya, antara lain Andi Irawan, Otto Budiharjo, Deni Setiawan, Ludi Haryanto, Iwan Zombie, Hendra Cordova, Albertus Rudi dan aku sendiri. Sementara itu teman-teman SMA 2 yang cukup tenar diwakili oleh Irasari Irawati (omahe ngGebang, Koz..), Adyo Bawono (yang kondhang dengan andheng-2-nya), Rina Rosanti (arek Sentot Prawirodirjo, Lik Afton..) dan Henika (tonggone Irawan F-3..).

Kala itu pesawat yang paling beken di kalangan breaker bujet cekak adalah HT ICOM 2 N. Untuk dial gelombangnya masih pakai jari jemari. Sementara yang kelas lebih tinggi pakai HT/Rig Kenwood atau Alinco, yang sudah full digital untuk scanning frekuensinya. HT digital memungkinkan sepasang breaker untuk ngebrik secara Simplex Duplex alias beda frekuensi. Misalnya 1 orang di 142.920 Mhz, yang laian bisa di 145.920 MHz. Fungsi ini sangat “berguna” buat yang suka “mojok”. Mojok adalah istilah ngobrol asyik berdua, cowok cewek, tanpa mau diganggu kehadiran breaker lain. Mojok sendiri bisa jatuh ke pengertian negatif, nek uthekke breakere error poll.. wk.wk.wk.wk….

Nama lain dari mojok adalah ” Love On The Air ” atau ” Bercinta Di Udara “, yang selanjutnya dipopulerkan lewat lagunya (Alm) Farid Hardja..

" Berkenalan nama samaran lewat gelombang radio Lima sembilan tujuh tiga angka untuk kamu Ber-QSO lalu cerio cup ah cup ah cup ah Di udara kita bertemu kupanggil namamu

Papa Alpha Carlie Alpha Romeo Mengajakmu gombal di udara Memang cinta asyik dimana saja Walau di angkasa……

Hahaha.. break break Hahahahahahahahaha.. break break Hahaha.. break break Hahahahahahahahaha.. break dong "

who-are-you

Obrolan yang umum buat kami saat itu berkisar seputar pelajaran serta kegiatan keseharian di sekolah. Pas kecanduan ngebrik, pulang sekolah sing di-eling cuma HT thok. Kadang-2 tanpa ganti seragam, ambil nasi sama minum langsung nongkrong di depan HT dan buka warung. Warung ini adalah frekuensi tetap tempat kami sering nongkrong. Setelah sampai di 292, terus panggil-2 supaya teman-2 yang lain keluar juga. Kadang-2 sampai setengah jam nggak ada juga yang naik. Akhirnya HT dibiarkan on sampai muncul breaker lainnya. Bisa juga sambil di-Jam (Dipencet terus tombol PTT-nya) dan diputerkan lagu atau radio. Ini juga cara ampuh untuk memancing breakermania lainnya.

Yang paling sabar dan gak pernah marah kalau “gugah-gugah” orang adalah Cak Andhy Irawan. Saking telatennya nunggoni warung, beliau mendapat gelar kehormatan “Pak Net”. Kadang-2, Cak Andi malah gak ikut ngobrol, cuma ngatur lalu lintas briker yang keluar masuk. Biasane, kalau ada cewek masuk dan bersuara merdu, cowok-2-e pada rebutan pingin kenal dan ngobrol. Sampai-2 waktu ngobrol-nmya dimeniti oleh pak net, biar yang lain gak iri. Nah kalau sudah ada yang sreg banget, akhirnya pasangan ini mengundurkan diri untuk pindah frekuensi. ” Naik 10, naik 20 atau naik sekian ” artinya pindah frekuensi dari 292+10 = 302, 292+20= 312 dst..dst.. Kalau sudah cocok banget, biasanya bikin warung dengan kode tertentu. Tapi tempat ketemuannya tetap di 292. “Dik/ Mas ke warung atas..” itu ajakan untuk mojoknya…

Tapi sebenarnya fungsi radio 2 meteran ini nggak cuma untuk ngobrol ngalor ngidul thok. Bisa juga kami bertukar info pelajaran atau untuk diskusi pelajaran yang susah-susah. Aku merasa terbantu dengan obrolan yang begini. Terutama kalau akan ada ulangan lisan. Wah gede banget manfaatnya.. Lumayan bisa dapat bocoran. Kan membantu orang tua nek nilai ulangane apik ?

Ngebrik memang asyik, terutama sing punya Insomnia, cocok tenan. Direwangi tekan mbengi. Perkara di sekolah bakal ngantuk, itu urusan nanti. Yang penting marem bisa ngobrol semaleman. Aku pernah nyoba ngebrik, kira-2 sampai jam 3 pagi, pas malam minggu. Waduh, sesuke nguanthuk poll. Maklumlah waktu itu mata dan badan belum terbiasa diajak melekan. Kalau sekarang sih wis kulino..

Tapi, itulah, namanya juga kecanduan, seringkali bawa efek negatif. Gara-2 ngbrik, nilai raportku di semester 3 (kelas 2) sempat turun. Akhirnya HT kukembalikan ke Om-ku (iyo dhing, aku nyilih..), setelah ayahku mengingatkan kalau tugasku adalah belajar, bukannya brik-brikan terus. Semester 4, aku malah dibelikan oleh ibu HT Icom 2N. Langsung wae tak ragadi. Aku beli antenna Slim Jim (sing kaya peniti) dan antenna super stick untuk kepentingan adventure.

Meski masih masuk kelas pas-pasan, tapi karena posisi Talangsari cukup strategis, mulailah aku berani unjuk kuat-kuatan atau adoh-adohan jangkauan dengan teman-2 yang punya perangkat serupa. Biasane adu kekuatan sampai Tanggul. Siapa yang masih terdengar jelas dan bisa nutupi suara briker lainnya, itulah pemenangnya.

Lumayanlah dengan adanya radio ini (meski ilegal, wong gak duwe Call sign), bisa bantu orang tua ngirit pulsa telpon. Tapi sering juga jengkel kalau lagi asyik ngebrik, tiba-tiba frekuensinya di-jam atau ditutup oleh briker dengan daya radio yang besar apalagi kelau ditambah booster. Wis.. tumpess… Kalau masih ada yang tembus, biasane stasiune Albertus Rudi yang dipandhegani Cak Andhy, ngabari ke yang lain agar pindah frekuensi untuk melanjutkan obrolan kami yang terganggu.

Ketika mulai aktif jadi pengurus Sispena, manfaat radio ini besar sekali untuk menunjang komunikasi di lapangan. Dibanding dengan radio 11 meteran, meski lebih kuat jangkauannya, tapi dimensi radio yang lebih besar dan mahal, jelas diluar kemampuan kocek-2 kami, juga faktor kepraktisannya yang enak digenggam, membuat radio 2 meteran sangat populer di kalangan briker Jember kala itu.

KOPI DARAT Setelah komunitas terbentuk dan jumlah anggotanya cukup banyak. Mulailah kasak-kusuk untuk ketemu di darat. Biasanya mengambil tempat di rumah salah seorang briker. Untuk dananya didapat dari tarikan sumbangan sukarela (sing wis ditetepno panitia) kepada brikermania tersebut. Kalau anggotanya, sudah banyak yang kenal, acaranya bisa berlangsung meriah dan hangat.

Sebaliknya kalau belum banyak kenal, meski acara sudah dikemas dengan permainan yang menarik atau MC yang atraktif, suasana “dingin” masih terasa. Lha iyo, wong sik entas kenal. Tapi, usai acara, biasanya mulai pendekatan personal terhadap briker yang dikarepi. Selanjutnya.. terserah anda…

Dengan acara kumpul-2 ini, briker bisa kenalan dengan apa adanya. Nggak pake tipu-tipu, karena sudah di-absen duluan oleh panitia. tapi kalau kopi darat sendiri-sendiri, ceritanya jadi lain. Setlah terpikat suara merdu pasangan nge-briknya, si briker cowok semangat banget untuk kenalan di darat. Malahan melakukan investigasi ke teman-2 lainnya apaklah pernah kenal dengan briker cewek yang dimaksud. Bila dirasa mantap, kopi darat must go on. Syukur nek cocok karo karepe, biasane briker cowok ini nakalan, nek ceweknya nggak cocok dengan bayangan biasane mblenjani janji atau ngajukan teman lainnya untuk disuruh ngaku sebagai dirinya.. wk.wk.wkk.wkk… Dasar ulo.. he.he.he.he…

JAMAN INTERKOM-an Seiring dengan ramainya radio 2 meteran, mulailah sebagian briker yang gak punya HT atau sering ngebrik tapi minjem, untuk reka-reka agar bisa ngebrik sendiri. Interkom adalah pilihannya. Anda pasti ingat ketika antar kampung terjulur kabel, bahkan hingga 4-5 kanal jaringan interkom, yang semuanya dimaksudkan agar bisa menjalin komunikasi seperti briker 2 meteran. Namanya kesenangan, pasti diragadi habis-habisan.

Segi positif komunikasi adalah nambah relasi dan merekatkan hubungan antar warga sekitar. Tapi efek negatif pun mulai bermunculan. Suami yang lari dengan istri orang lain atau sebaliknya adalah salah satunya. Dan yang parah, si jagad interkom ada yang ngaco dengan cara memasukkan setrum ke jaringan interkom. Terang saja, yang pegang radio interkom langsung njenggirat karen kesetrum. Bahkan katanya ada yang sampai pingsan. Ketika suasana semakin nggak kondusif dan mungkin mulai bosan dengan suara yang itu-itu juga, pelan-2 popularitas interkom mulai surut. Hingga akhirnya berhenti sama sekali.

Nah, itulah kisah “CHATTING” Jaman mbiyen.. Asyik nggak asyik, tergantung sing ngrasakno.. Nuwun..

Sumber: sma1jember.info

July 26, 2011

Menyongsong Munas Orari Di Jakarta

Jurnalisia-Tanah Bumbu,

Ketua Organisasi Amatir Radio (Orari) Pusat, H. Sutiyoso menghimbau kepada anggota Orari daerah agar dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti Munas Orari yang akan dilaksanakan pada 14-16 Oktober 2011 di Jakarta.

“Untuk Munas sudah kami tentukan tempatnya, yaitu di ibukota Jakarta,” ungkap Sutiyoso, saat menghadiri kegiatan Orari Family Gathering sekaligus memperingati HUT Orari Kalsel ke 40 yang jatuh pada 15 Juli lalu di Kecamatan Satui, Jum’at (22/7/2011) lalu.
Dipilihnya Jakarta sebagai tempat Munas, imbuhnya tidak lain guna memudahkan anggota Orari daerah untuk menghadiri kegiatan tersebut, karena Jakarta dianggap sebagai tempat netral yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. “Saya harap semua anggota Orari daerah sudah mulai mempersiapkan diri untuk mengikuti Munas pada Oktober mendatang,” kata Mantan Gubernur DKI Jakarta dua periode tersebut.
Dikatakannya pula, ORARI Family Gathering merupakan salah satu upaya anggota Orari untuk terus meningkatkan keakraban dan persaudaraan, dengan bersama-sama meninggalkan jabatan, status sosial dan atribut kemasyarakatan.
Amatir Radio, tambah Sutiyoso, terbukti dapat mempererat rasa persatuan dan kesatuan diantara anggota Orari, yang tidak membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan. Orari juga merupakan anggota amatir radio internasional sehingga persatuan antara anggota Orari juga hingga lintas bangsa.
Menurut bang Yos (sapaan akrabnya), Orari pada usianya yang ke 43 tahun sudah banyak yang dilakukan untuk anggota Orari sendiri maupun masyarakat luas. Namun katanya, masih banyak hal yang belum dapat dilakukan, dan menjadi tugas berat ke depannya. “Hal itu saya ketahui saat saya melakukan kunjungan kerja ke 32 Orari daerah. Masih banyak permasalahan yang belum bisa diatasi jika anggota Orari tidak bersatu,” ujar Sutiyoso dihadapan anggota Orari dari berbagai daerah.
Dia berharap anggota Orari dapat selalu bersatu untuk memajukan daerah dan bersama-sama saling bahu membahu untuk melakukan yang terbaik bagi Indonesia. “Saya harap organisasi ini dapat selalu maju dan berkembang,” ujarnya.
Disamping itu, Sutiyoso juga mengapresiasi Kabupaten Tanah Bumbu yang sudah mempersiapkan acara dengan matang. Dia juga memuji, karena sebelumnya, kegiatan Orari Family Gathering diikuti banyak anggota Orari dari berbagai daerah.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kalsel, H. Rudy Arifin yang juga sebagai Ketua Pengurus Daerah Orari Kalsel menyampaikan dukungannya dan merasa bangga atas peran dan kiprah Orari selama ini. “Orari yang berawal dari hobi ternyata dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, seperti memberikan informasi dan memberikan pengetahuan tentang teknologi informasi baik untuk anggota maupun masyarakat luas,” ujar Rudy seraya menambahkan Orari masih menjadi garda terdepan dalam penyebaran informasi di Kalsel dan Indonesia.
Lebih jauh Rudy Arifin mengatakan, Orari selain menjadi sebuah organisasi yang besar, juga menjadi mitra yang baik bagi pemerintah, terutama dalam hal penyebaran informasi. “Orari juga dapat menjadi ajang diskusi untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan,” katanya sambil berharap agar ke depannya program Orari dapat dilanjutkan dan ditingkatkan lagi.

Sementara itu, kegiatan Orari family Gathering diikuti sedikitnya 700 orang dari berbagai daerah baik dari Kalsel maupun luar Kalsel. Bahkan anggota Orari juga datang dari luar negeri, seperti Brunei Darussalam. Dalam acara tersebut dilakukan penyerahan penghargaan oleh Gubernur Kalsel dan Sutiyoso serta disaksikan Bupati Tanah Bumbu, Mardani H Maming kepada tokoh-tokoh Orari di Kalsel yang memiliki peran besar terhadap perkembangan dan kemajuan organisasi tersebut. (pjm/ISP)

Sumber berita: jurnalisia.net

Bang Yos Hadiri Orari Family Gathering

BATULICIN - Sebanyak 700 orang dari berbagai daerah, baik dari Kalsel maupun luar Kalsel mengikuti Orari Family Gathering. Kegiatan itu dilaksanakan di Kecamatan Satui, akhir pekan tadi. Ketua Organisasi Amatir Radio Pusat H Sutiyoso, juga hadir beserta anggota Orari dari Brunei Darussalam. Bupati Tanbu Mardani H Maming, Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin beserta tokoh Orari Kalsel juga turut hadir.
Gubernur Kalsel H Rudy Arifin menyampaikan dukungannya dan merasa bangga atas peran dan kiprah Orari selama ini.
“Orari yang berawal dari hobi ternyata dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas, seperti memberikan informasi dan memberikan pengetahuan tentang teknologi informasi baik untuk anggota maupun masyarakat luas, ” ujar Rudy.
Menurut Rudy yang juga sebagai Ketua Pengurus Daerah Orari Kalsel, Orari masih menjadi garda terdepan dalam penyebaran informasi di Kalsel dan Indonesia. Selain menjadi sebuah organisasi yang besar, ujar dia, Orari juga menjadi mitra yang baik bagi pemerintah, terutama dalam hal penyebaran informasi. “Orari juga dapat menjadi ajang diskusi untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan,” katanya.
Dia berharap kedepannya program Orari dapat dilanjutkan dan ditingkatkan lagi.
Ketua Organisasi Amatir Radio Pusat H Sutiyoso, mengatakan, Orari Family Gathering merupakan salah satu upaya anggota Orari untuk terus meningkatkan keakraban dan persaudaraan, dengan bersama-sama meninggalkan jabatan, status sosial dan atribut kemasyarakatan.
Amatir Radio, kata Sutiyoso, terbukti dapat mempererat rasa persatuan dan kesatuan diantara anggota Orari, yang tidak membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan. “Orari juga merupakan anggota amatir radio internasional,” katanya.
Menurut Bang Yos, sapaan akrabnya Sutiyoso, Orari pada usia 43 tahun sudah banyak digemari masyarakat luas. Namun, masih banyak hal yang belum dapat dilakukan, dan menjadi tugas berat kedepannya.
“Hal itu saya ketahui saat saya melakukan kunjungan kerja ke-32 Orari daerah. Masih banyak permasalahan yang belum bisa diatasi jika anggota Orari tidak bersatu,” ujar Sutiyoso.
Dia berharap, anggota Orari dapat selalu bersatu untuk memajukan daerah dan bersama-sama saling bahu-membahu untuk melakukan yang terbaik bagi Indonesia. “Saya harap organisasi ini dapat selalu maju dan berkembang,” katanya.
Disamping itu, Sutiyoso juga mengapresiasi Kabupaten Tanah Bumbu yang sudah mempersiapkan acara dengan matang. Dia juga memuji, karena sebelumnya, kegiatan Orari Family Gathering diikuti banyak anggota Orari dari berbagai daerah.
Masih dalam sambutannya, Sutiyoso mengimbau kepada anggota Orari daerah agar dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti Musyawarah Nasional Orari yang akan dilaksanakan pada 14-16 Oktober 2011 di Jakarta. (kry/ay/ram)

Sumber: radarbanjarmasin.co.id

Bapak Presiden SBY juga Ngebrik



Radio komunikasi tdk hanya monopoli orang biasa. Presiden SBY pun waktu mengecek koordinasi banjir beberapa waktu lalu juga menggunakan radio. Bahkan radio ini menjadi perangkat komunikasi utama disaat sekarang disepelekan oleh sebagian orang. HP malah jadi alat komunikasi cadangan.
Tentu SBY sdh tdk asing lagi dengan radio semacam ini. Waktu beliau masih aktif di militer dahulu tentu tdk asing lagi dengan mainan seperti ini.
Saya membaca dibeberapa forum jual beli, ada yang berkomentar miring soal radio seperti ini. Ada yang mengatakan jaman canggih spt ini masih pakai HT/RIG, ada yg mengatakan mending buat beli blackberry, radio sdh ketinggalan jaman / kuno. Weh yang bicara spt itu tentu blm pernah pegang atau punya radio.
Harga radio sekarangpun harganya jauh diatas harga blackberry. Seperti VX8R (HT), FT-7000, ataupun boster rusia yang harganya sampai 200 juta.
Radio masih merupakan alat komunikasi yang sangat efektif. Disaat komunikasi ngadat karena bencana, radio ini masih sangat eksis. Terutama untuk koordinasi dilapangan. Pak polisi, militer, kemanan masih setia menggunakan radio. karena koordinasi sangat efektif. Tinggal tekan PTT seluruh jajaran bisa mendengar dan menerima perintah. Tdk perlu repot menekan dial segala.

sumber dari: blog.telomoyo.com

Berapa kilo


Cerita ini hanya sebuah cerita saja adapun jika ada yang mengalami atau mendengar dari cerita teman yang suka bercerita tentang hal seperti ini, itu hanyalah sebuah cerita saja.

Namanya OmJoni, om joni jadi anggota orari sudah cukup lama 'katanya' sudah lama ber Haha Hehe' didunia ngebrik... tingkatannya sudah Penegak alias "YB".
Pada suatu hari radio kesayangan Joni bermasalah "Rusak" sijoni terpaksa harus membawa radio kesayangannya itu ke bengkel radio, kebetulan di gang sebelah tempat tinggalnya ada seorang amatir radio yang biasa memperbaiki alat komunikasi, namanya pak Tarsan Callsignnya "YG@TRS" lanjut ceritanya.....
Tibalah siJoni dirumah pak tarsan;
Om JONI :" pak tarsan.. radio saya ini sepertinya ada masalah tidak mau transmit tolong pak saya dibantu memperbaikinya " sambil si om joni menyerahkan radio tersebut ke pak tarsan untuk diperiksa kerusakannya.
Pak tarsan mulai membuka dan memeriksa, rupanya kerusakan radio Om joni dibagian RF unit disana sebuah resistor dengan nilai 10Kohm dan 22 ohm sudah gosong alias putus.
Setelah pak tarsan melepas kedua komponen yang rusak tersebut pak tarsan menyerahkannya ke om joni untuk dibelikan di toko elektronik yang kebetulan juga tempatnya tidak jauh dari rumah pak tarsan.
TARSAN: "Om, ini tolong dibelikan biar radionya cepat selesai" sambil menerima contoh komponen tersebut om joni garuk-garuk kepala sambil memperhatikan komponen tersebut..
Om JONI: " pak ini berapa ?"
TARSAN: " Beli yang 10 kilo ohm kebetulan yang 22 ohm saya masih ada stok " sambil berpikir Om joni pulang kembali kerumahnya untuk mengambil uang dan tempat belanjaannya, setelah semua sudah siap Om joni bergegas ketoko sebelah jalan tempat tinggal pak tarsan untuk membeli komponen tersebut dan terlihat oleh pak tarsan...
TARSAN: "Om... itu bawa apa?" sambil pak tarsan memperhatikan bawaan om joni
Om JONI: " Ini karung terigu pak "
TARSAN: " untuk apa om? "
Om JONI: " untuk tempat ini alat yang mau dibeli kan katanya beli yang 10 Kilo.....
TARSAN: " @%???????"

ditulis oleh : didu, yc8ddu

Soesilo 'Buang' Puluhan Juta Rupiah Demi Hobi Ngetrack




Soesilo 'Buang' Puluhan Juta Rupiah Demi Hobi Ngetrack - Tribun Jogja


Soesilo memiliki hobi unik dan khas, yakni mencari pertemanan melalui home radio track, atau yang keren dengan istilah ngebrik. Untuk hobi ini, pengusaha pembuat pupuk urea tersebut merogoh kocek sampai puluhan juta rupiah.

Ditemui Tribun Jogja di kediamannya, Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (4/2/2011), Soesilo mempraktikkan hobinya. Ia menggunakan seperangkat alat yang disebut gateway, komputer, pesawat audio seukuran VCD player, boster, equalizer, dan composer.
.
Peralatan ini umumnya digunakan dalam bidang broadcast. Versi terbaru, bisa langsung online ke internet untuk terhubung dengan teman-temannya. Untuk bisa memancarkan frekuensi, radio harus terhubung dengan antena pemancar vertikal setinggi dua meter.

"Semakin tinggi pemancarnya maka frekuensi yang bisa ditangkap semakin luas. Kalau punya saya sudah bisa menjangkau sampai luar negeri," ujar Susilo, yang pabrik pupuknya berlokasi di Sukoharjo, Jateng.

Pria berusia 59 tahun tersebut mengaku demi menekuni hobi yang unik dan mahal ini harus mengeluarkan puluhan juta rupiah. Untuk membeli antena multi beam, misalnya, ia mengeluarkan Rp 10 juta. Belum lagi untuk bosternya, Rp 20 juta. Adapun yang paling mahal, mendirikan tower pemancar, menelan dana Rp 30 juta.

"Itu aja saya dirikan delapan tahun lalu. Kalau sekarang bisa mencapai Rp 50 juta, karena perizinan mendirikan tower di Sleman semakin sulit," ujar bapak dua orang anak ini.

Saat Soesilo menyalakan gateway, langsung terdengar percakapan para breaker yang berasal dari berbagai negara. Soesilo memakai frekuensi 143.920 MHz Malvinas.

"Mereka yang tergabung dalam komunitas ini jumlahnya ratusan. Mulai dari Lampung, Palembang, Sulawesi, dan seluruh Jawa, hingga Kalimantan dan Papua," ujar pria suami Cici Haryani, seorang programmer Radio di Yasika FM, ini.

Home radio track sudah terdaftar dalam Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI). Kebetulan Soesilo masuk jajaran pengurus DPP ORARI Kota Yogyakarta, yang diketuai Wakil Wali Kota Yogyakarta, Hariyadi Suyuti.

Kalau sedang ngetrack, Soesilo memakai nama Berry, nama anaknya. "Misalnya saya sama teman-teman Yogya, lalu di Jakarta ada yang denger kami, lalu mereka bilang, 'ayo, Pak Berry berangkat ke Jakarta'. Lawan bicara juga kami ajak berangkat ke Jakarta, lalu mulai mengudara,”jelasnya.

Setiap orang memiliki kata sandi berbeda. “Ada petung, sapi, tut tut, yang diucapkan pertama kali dengan berkali-kali, sampai dapat terhubung dengan lawan bicara tadi di radio,” kata bapak bertubuh gempal tersebut saat menjelaskan detail cara ngebrik.

Demi hobinya itu pula Soesilo membuat sebuah studio mini berukuran tiga kali empat meter di rumahnya. Ia juga biasa menghabiskan waktu berjam-jam untuk ngebrik. Kalau memulai pukul 22.00 WIB, bisa sampai pukul 03.00 WIB dini hari.

"Kalau sudah main ngebrik sama teman-teman, saya sampai lupa makan. Makannya ya di dalam studio saja,” tutur pria kelahiran 29 September 1952 ini, kemudian tertawa.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Theresia Andayani
Editor : junianto

Ngebrik



Suka dengan hobby ini?
Ngerumpi diUdara, ngajak geser teman kencan atau Teriak-teriak kayak orang kesurupan? kyk gini; Garuuk-garuk garuk garuuuk.... Kontek-kontek kontek konteek! hehehehehe....

ngebrik diblogger




Brik brik brikeeer ... Chekiin, join dong !
Hai rekan2 sehobby selamat datang di blog saya, blognya orang2 yang suka ngerumpi diudara, yang suka teriak2 suka jamming contess dan sebagainya.
Disini tempatnya kita berbagi banyak hal yang berkaitan dengan brik-brikan dari soal tekniknya sampai soal organisasinya; Orari, Rapi dan Komunitas pengguna radio komunikasi lainnya.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites