Soesilo 'Buang' Puluhan Juta Rupiah Demi Hobi Ngetrack - Tribun Jogja
Soesilo memiliki hobi unik dan khas, yakni mencari pertemanan melalui home radio track, atau yang keren dengan istilah ngebrik. Untuk hobi ini, pengusaha pembuat pupuk urea tersebut merogoh kocek sampai puluhan juta rupiah.
Ditemui Tribun Jogja di kediamannya, Perumahan Nogotirto, Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (4/2/2011), Soesilo mempraktikkan hobinya. Ia menggunakan seperangkat alat yang disebut gateway, komputer, pesawat audio seukuran VCD player, boster, equalizer, dan composer.
.
Peralatan ini umumnya digunakan dalam bidang broadcast. Versi terbaru, bisa langsung online ke internet untuk terhubung dengan teman-temannya. Untuk bisa memancarkan frekuensi, radio harus terhubung dengan antena pemancar vertikal setinggi dua meter.
"Semakin tinggi pemancarnya maka frekuensi yang bisa ditangkap semakin luas. Kalau punya saya sudah bisa menjangkau sampai luar negeri," ujar Susilo, yang pabrik pupuknya berlokasi di Sukoharjo, Jateng.
Pria berusia 59 tahun tersebut mengaku demi menekuni hobi yang unik dan mahal ini harus mengeluarkan puluhan juta rupiah. Untuk membeli antena multi beam, misalnya, ia mengeluarkan Rp 10 juta. Belum lagi untuk bosternya, Rp 20 juta. Adapun yang paling mahal, mendirikan tower pemancar, menelan dana Rp 30 juta.
"Itu aja saya dirikan delapan tahun lalu. Kalau sekarang bisa mencapai Rp 50 juta, karena perizinan mendirikan tower di Sleman semakin sulit," ujar bapak dua orang anak ini.
Saat Soesilo menyalakan gateway, langsung terdengar percakapan para breaker yang berasal dari berbagai negara. Soesilo memakai frekuensi 143.920 MHz Malvinas.
"Mereka yang tergabung dalam komunitas ini jumlahnya ratusan. Mulai dari Lampung, Palembang, Sulawesi, dan seluruh Jawa, hingga Kalimantan dan Papua," ujar pria suami Cici Haryani, seorang programmer Radio di Yasika FM, ini.
Home radio track sudah terdaftar dalam Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI). Kebetulan Soesilo masuk jajaran pengurus DPP ORARI Kota Yogyakarta, yang diketuai Wakil Wali Kota Yogyakarta, Hariyadi Suyuti.
Kalau sedang ngetrack, Soesilo memakai nama Berry, nama anaknya. "Misalnya saya sama teman-teman Yogya, lalu di Jakarta ada yang denger kami, lalu mereka bilang, 'ayo, Pak Berry berangkat ke Jakarta'. Lawan bicara juga kami ajak berangkat ke Jakarta, lalu mulai mengudara,”jelasnya.
Setiap orang memiliki kata sandi berbeda. “Ada petung, sapi, tut tut, yang diucapkan pertama kali dengan berkali-kali, sampai dapat terhubung dengan lawan bicara tadi di radio,” kata bapak bertubuh gempal tersebut saat menjelaskan detail cara ngebrik.
Demi hobinya itu pula Soesilo membuat sebuah studio mini berukuran tiga kali empat meter di rumahnya. Ia juga biasa menghabiskan waktu berjam-jam untuk ngebrik. Kalau memulai pukul 22.00 WIB, bisa sampai pukul 03.00 WIB dini hari.
"Kalau sudah main ngebrik sama teman-teman, saya sampai lupa makan. Makannya ya di dalam studio saja,” tutur pria kelahiran 29 September 1952 ini, kemudian tertawa.
Editor : junianto
0 comments:
Post a Comment